Thursday, October 18, 2007

Al-Islam As-Syamil

Al-Islam As-Syamil..
What do you understand by this term? Islam which is prefectly practised..Isn't it?
But.. how could we describe our Islam as being perfectly practised or not..?
Erm.. I think, that's not the problem..
As for me, to know how perfect Islam we practised,
the first thing first..
we must know the ISLAM itself..
the real ISLAM which has been brought by our beloved prophet, Muhammad Mustofa SAW.
What does it mean? Why Muslims are said qualified to enter the Heaven, but others are not?
Why ISLAM and Muslims have been honoured until such level?
Once a person declares;
AshHadu alLaIlahaIllallah... Wa ASh Hadu Anna MuhammadaRRasulullah..
He is a Muslim..and He is considered as a new natural purity born baby..
Why..why? Subhanallah...
Our dedicated Muslim scholar, Al-Maududi had said in his book, the fundemental of ISLAM;
Surely, it is not our name, our social class, our tribe or even our blood made us qualified to enter the JANNAH.. either you are Arabs, Malays, Japaneses or what ever nations you belonged to..
But, it is due to something extremely vital which made Muslims differ than others... made the Muslims qualified to enter the Eternal Heaven..

AshHadu alLaIlahaIllallah... Wa ASh Hadu Anna MuhammadaRRasulullah..

I declare There is No GOD, But ALLAH..
n I declare Muhammad is the mesenger of ALLAH..

the two sentences that made MUSLIMS differ than others..
What is the SIGNIFICANCE of it??

find out by reading 'Let us be Muslims' by Maulana Al-Maududi..

or.. wait till my next article come out...

HAPPY E'ID MUBARAK


Salam E'idil Fitri for all Muslim Sisters and Brothers

May the 1st Syawal become the day of returning to the natural purity..

FITRI = FITRAH = NATURAL PURITY = AL-ISLAM AS-SYAMIL

** Maaf Zahir Batin.. (",)

Saturday, October 6, 2007

Ramadhan Menjadikan Hamba Rabbani

Ramadhan Menjadikan Hamba Rabbani


بقلم : نبيل بن فؤاد المساوى

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Ali-Imran, 3:79)
TAFSIR SECARA BAHASA ( معنى اللغوي ) :

Shaum (صوم) dalam bahasa Arab sinonim dari إمساك (menahan diri untuk tidak melakukan atau mengucapkan sesuatu (QS 19/26) atas suatu kaum dan bahkan ia maknanya lebih tinggi dari itu [1] dikatakan dalam kalimat: صامَ يَصُوم صَوْماً وصِياماً artinya meninggalkan sesuatu. Adapun secara terminologis, shaum bermakna: menahan diri dari makan, minum hubungan seksual dan perbuatan-perbuatan maksiat dengan niat yang ikhlas, dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (QS 2/183-187). Ibadah ini diwajibkan tahun ke-2 hijrah.

TAFSIR AYAT ( تفسير الأية ) :

- Wahai orang-orang yang beriman: Pengkhususan [2] panggilan ALLAH SWT pada orang-orang yang beriman pada ALLAH & Rasul-NYA & membenarkan keduanya [3]. Keistimewaan karena dipanggil dengan nama tertinggi.

- Kutiba ‘alaykum: Bahwa kewajiban tersebut nisbatnya adalah kepada ALLAH SWT. Ayat ini dicantumkan setelah 2 ayat “kutiba” lainnya, yaitu ayat penegakan syariat qishash (QS 2/178) & ayat wasiat (2/180) [4].

- Kama kutiba ‘alalladzina min qablikum: Sebagaimana telah diwajibkan kepada ummat sebelum kita, seperti Maryam as yang shaumnya juga tidak boleh berbicara (QS 19/26) sama sekali [5], shaumnya Thalut as hanya boleh minum seteguk air saja (QS 2/249) sehingga yang mampu bertahan hanya 309 orang saja [6]. Demikian pula puasa selang sehari Nabi Daud as [7], dan puasa ummat Muhammad SAW sebelum turunnya QS 2/187 [8].

- La’allakum tattaqun: Bahwa puasa itu haruslah mencapai derajat taqwa dan taqwa artinya mensucikan jiwa (tazkiyyah-nafs) dari kotoran & kemaksiatan [9].

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL ( ما يستفاد منها ) :

MENGAPA PUASA YANG BENAR DAPAT MENJADIKAN HAMBA YANG RABBANI?

1. Karena kualitas puasa seseorang tergantung dari kualitas keimanannya: Man shama Ramadhana imanan wahtisaban… [10]

2. Karena puasa merupakan latihan menahan hawa nafsu & menjauhi maksiat: Man lam yada’ qawlaz zur wal ‘amala bihi… [11]

3. Karena puasa merupakan benteng yang membentengi seseorang dari godaan Syaithan: Ash Shaumu junnah… [12]

4. Karena puasa merupakan latihan disiplin & kesabaran: Fa in saabbahu ahadun aw qaatalahu… [13]

5. Karena puasa merupakan sarana menumbuhkan kepedulian & kasih-sayang: Kaana SAW ajwadan naas, wa kaana ajwad maa yakuunu fii Ramadhaan… [14]

6. Karena puasa merupakan waktu interaksi yang intens dengan KalamuLLAH: Wa kaana Jibriilu yalqaahu fii kulli laylatin min Ramadhaana fayudaarisuhul Qur’aana… [15]

7. Karena puasa merupakan waktu berdzikir sebanyak-banyaknya: Wa li tukabbiruLLAAHa ‘alaa maa hadaakum… [16]

8. Karena puasa merupakan waktu untuk berdoa : Wa idzaa sa’alaka ‘ibaadii annii… [17]

9. Karena puasa merupakan sarana untuk meningkatkan rasa syukur akan nikmat-NYA kepada kita : Wa la’allakum tasykuruun… [18]

الله أعلم بالصواب …

Quoted from al- ikhwan.net
written by Abi AbduLLAAH

KEHIDUPAN yg HALAL..?

Salam sejahtera ke atas semua pengunjung.
Terima kasih yang tak terhingga di atas kesudian anda untuk menziarahi laman ini. Sekadar sedikit perkongsian sebagai renungan bersama.

Kebelakangan ini, kesedaran umat islam terhadap pemakanan halal dan penggunaan barangan halal semakin meningkat. Alhamdulillah. Begitu juga warga kolej di tempat saya menuntut ilmu, pihak Hal Ehwal Pelajar turut menganjurkan Seminar Pemakanan dan Barangan Halal dari kaca mata Islam. Alhmadulillah, ramai juga rakan-rakan saya yang bersungguh-sungguh menyertainya, lantaran hajat yang tinggi untuk mengetahui lanjut berkenaan barangan dan pemakanan 'Halal' di dalam Islam.

Secara peribadi, hal ini sungguh menggembirakan saya. Jelas menunjukkan, perkembangan yang positif pada sikap para pemuda, pemangkin negara ini. Walaubagaimanapun, di dalam menghayati perkembangan baik ini, dengan izin ALLAH, terlintas di hati saya,
'apakah hanya makanan dan barangan harian, kita tersangat memerhatikan halal dan haramnya?'
'mengapa tidak seluruh kehidupan kita, kita jadikannya Halal di sisi Allah swt?'
Sekadar meneliti pengertian Halal yang dikemukan oleh penceramah,
'Halal = Selaras dengan garis panduan yang ditetapkan oleh Allah SWT"

Pada pandangan umum masyarakat kita hari ini, 'makanan dan barangan', sangat perlu diteliti sama ada punya bahan2 yang diharamkan Allah atau tidak. Jika bahan yang haram bahkan syubhah, diperingaykan kita agar segera meninggalkannya. Kelak bahan tersebut dikatakan berkemungkinan memberi kesan kepada Ibadah kita kepada Allah. Alhamdulillah, kesedaran tentang hal ini masih boleh dikatakan di tangga yang baik. Jika dikesan suatu bahan atau proses bahan tidak islami, tindakan akan segera diambil. Ketegasan ummah, jelas terpamer. Ada yang lantang bersuara, menulis dan juga bepersatuan demi menjaga hak muslim iaitu 'disediakan Makanan dan Barangan Halal.'

Namun, sekadar mengajak saudara-sadari berfikir,
Bagaimana pula dengan kehidupan kita? Bukankah Kehidupan kita juga seharusnya selari menurut apa yang Allah telah tetapkan? Bukankah ertinya, kita juga harus menjadikan Kehidupan kita Halal dari kaca mata ISlam..?
Bagaimana kehidupan kita dikatakan HALAL sekiranya CINTA ALLAH, tidak menjadi KEJARAN pertama dan utama di hati kita. Bahkan, mungkin Kalam ALLAH, Al-quran tidak sempat kita teliti, apa lagi turuti? Bagaimana kehidupan kita HALAL sekiranya yang dilarang Allah; couple / zina, mendedah aurat dan sbg. belum pula kita tinggalkan dengan hati yang rela dan penuh cinta? Bahkan kadangkala ada yang menentang. Nau'zubillah. Bukankah semua ini akan memberi kesan kepada penerimaan Allah terhadap amal-amal soleh lain yang kita lakukan..? Itu, masih belum lagi berbicara berkenaan hukum-hukum Allah yang harus ditegakkan.

Subhanallah.. bagaimana saudara-saudariku?
Adakah cukup sekadar Makanan dan Barangan kita perhatikan status HALALnya??
Bagaimana dengan seluruh kehidupan kita... yang sesungguhnya tidak kita dihidupkan melainkan untuk berubudiyah kepada-Nya? Bahkan, bukankah Allah menurunkan Al-Quran utk membentuk kehidupan kita, bukan sekadar makanan dan barangan kita?

wallahua'lam..

**moga menjadi renungan bersama..

**tegur daku jika tersalah..



written by Anis Hanisah
IPBA, KL

Masa Masih Berbaki!!


Assalamualaikum saudara saudari seMuslim..
Madrasah Tarbiyah kita kian berlalu..
Ayuh,
mari kita bersama menghayati detik-detik perpisahan ini..
Tahun depan, belum pasti lagi
kita terpilih menjadi pelajarnya atau tidak..
Ingat kata Ustaz,
Ramadhan..
Akan menjadi BEKALAN kita dalam perjalanan menuju Allah kelak
---
namun,
mari muhasabah..

apakah benar Ramadhan kita sudah mampu mencapai tahap itu?
-----------
Masya-allah..
usah bersedih, saudara!
Syukur.. Masa masih berbaki...!
Mari kita cari apa yang kita nanti-nanti
Rahmat, Maghfirah dan Redha Al-Khaliq
CInta-Mu ya ILAHI..
ayuh,
Jangan Lengah lagi..!
-----
**Bersegeralah kamu kepada syurga seluas langit dan bumi.....


MARI MENANGISI DIRI SENDIRI..!

Nak, menangislah,
Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal sanubarimu.
Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan.
Dan tadarus quranmu tak juga beranjak pada juz empat.
jika itu adalah ungkapan penyesalanmu.
jika itu merupakan awal tekadmu untuk menyempurnakan tarawih
dan qiyamul lailmu yang centang perenang
(ah, pasti kamu masih ingat obrolan tadi siang ketika dengan senyum manisnya teman ruanganmu berucap,
"alhamdulillah tarawihku belum bolong. "
dan kamu merasa ada malaikat yang menjauh darimu dan pindah padanya. Kamu merasa sendiri, terasing.)

Menangislah,
Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir.
Bahwa ada satu hamba Allah yang bodoh, lalai, sombong lagi terlena.
Yang katanya berdoa sejak dua bulan sebelum ramadhan,
yang katanya berlatih puasa semenjak rajab,
yang katanya rajin mengikuti taklim tarhib ramadhan,
tapi...,
tapi sampai puasa hari ke tiga belas masih juga
menggunjingkan kekhilafan teman ruanganmu,
masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan,
tak juga menambah ibadah sunnah...
Bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.

Menangislah, lebih keras...
Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan,
apakah kamu masih disertakan,
sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa beberapa belas.
Tak ada yang dapat menjamin usiamu sampai untuk Ramadhan besok,
sedang Ramadhan ini tersia-siakan.

Menangislah untuk Ramadhan yang kan hilang,
bersama nostalgia yang terus tumbuh bersama usiamu.
Setengah sadar menatap hidangan saat sahur,
kolak-es buah yang tersaji saat berbuka,
menyusuri gang sempit saat tadarus keliling,
petasan dan kembang api yang disulut usai subuh.
Ramadhan yang selalu membuka ingatan masa kecilmu
dan terus terulang mengisi tahun-tahun kedewasaan.. .

Menangislah,Untuk dosa-dosa yang belum juga diampuni,
tapi kamu masih juga menambahi dengan dosa baru.
Berapa kali kamu sholat taubat,
tetapi tak lama kemudian ada saja kelalaian yang kamu buat?
Kamu bilang tak sengaja?
Tapi mengapa berulang dan tak juga kamu mengambil pelajaran?
Syarat taubatan nasuha adalah bertekad tidak mengulanginya lagi
dan bukannya bertobat sambil berucap 'kalau kejadian lagi, yaa taubat lagi'...

Menangislah.
Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini.
Karena besok waktu akan bergerak makin cepat,
Ramadhan semakin berlari.
Tahu-tahu sudah sepuluh hari terakhir dan kamu belum bersiap untuk itikaf.
Dan lembar-lembar quran menunggu untuk dikhatamkan.
Dan keping-lembar mata uang menunggu disalurkan.
Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.
Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...
salam i'tikaf..

*rediyans

i'tikaf adalah percepatan amal...bagaimana bisa masuk akal tentang ibadah 10jam bagai ibadah lebih dari 720.000 jam (1000 bulan)?*

Quoted from
eramuslim.com